JAKARTA – Rektor Universitas Fort De Kock (UFDK), Prof. Dr. Evi Hasnita, S.Pd, M.Kes dalam sesi NL Knowledge House (NLKH) Matchmaking Event yang diselenggarakan sebagai bagian dari Konferensi Internasional Week of Indonesia-Netherlands Education and Research (WINNER) ke-enam. Acara prestisius ini berlangsung pada 7 Oktober 2025 di Gedung BJ Habibie, BRIN, Jakarta, dan mempertemukan para akademisi serta pemimpin institusi dari kedua negara.
Mengusung tema utama “Membangun Masa Depan yang Berkelanjutan melalui Pendidikan dan Penelitian,” konferensi WINNER 2025 menjadi platform strategis untuk inisiasi kemitraan. Sesi matchmaking yang diikuti oleh UFDK merupakan forum eksklusif yang dirancang untuk memfasilitasi diskusi mendalam antara perguruan tinggi Indonesia yang proposalnya lolos seleksi dengan institusi riset dan pendidikan terkemuka dari Belanda. Lebih lagi, dalam Konferensi tahunan Week of Indonesia-Netherlands Education and Research (WINNER) ini menjadi platform strategis bagi para peneliti, akademisi, pembuat kebijakan, dan praktisi dari kedua negara untuk memperkuat kolaborasi dalam menghadapi tantangan global. WINNER 2025 menjadi bukti nyata dari kemitraan jangka panjang antara Indonesia dan Belanda yang terus berkembang, dari tingkat pemerintahan hingga ke institusi pendidikan tinggi.

Visi UFDK: Inovasi Kesehatan Prediktif untuk Indonesia
Dalam forum tersebut, topik yang diangkatkan oleh Prof. Dr. Evi Hasnita terpilih untuk bisa dikolaborasikan denganinstitusi terkemuka Belanda. Prof. Evi Hasnita memaparkan sebuah riset unggulan untuk membangun sistem kesehatan nasional yang tangguh dan berkelanjutan. Secara konseptual, proposal ini mengusulkan sebuah inisiatif untuk menerapkan pendekatan inovatif ‘Precision Public Health’.
Fokusnya adalah mengembangkan platform pemodelan digital canggih untuk menggeser paradigma sistem kesehatan dari yang bersifat reaktif mengobati penyakit yang sudah ada) menjadi prediktif (mencegah penyakit berdasarkan analisis data). Lebih lanjut, proposal ini menekankan pentingnya pendekatan siklus hidup atau ‘Life-Course Approach’, yang secara ilmiah menghubungkan antara kondisi di awal kehidupan, seperti stunting, dengan risiko penyakit tidak menular di masa dewasa.
Eksplorasi Topik Lintas Disiplin dengan Mitra Strategis
Keikutsertaan UFDK menghasilkan dua sesi diskusi yang sangat produktif dengan dua institusi kelas dunia, di mana topik-topik kunci dibahas secara mendalam:
- Sinergi “One Health” dengan Wageningen University & Research (WUR): Dalam diskusi dengan Prof. Henk Hogeveen, perwakilan dari universitas nomor satu dunia di bidang pertanian dan lingkungan, proposal UFDK dieksplorasi dari sudut pandang “One Health”. Topik pembicaraan mengupas bagaimana model prediktif yang diusulkan UFDK dapat diperkaya dengan mengintegrasikan dengan data-data mendukung. Diskusi juga menyoroti relevansi model ini untuk menganalisis isu ketahanan pangan dan kualitas gizi, yang terkait erat dengan masalah stunting, serta ketahanan kesehatan secara umum.
- Menuju Keadilan Sosial dengan International Institute of Social Studies (ISS), Erasmus University Rotterdam: Diskusi dengan Rektor ISS, Ruard Ganzevoort, membawa proposal UFDK ke dalam ranah dampak sosial dan kebijakan publik. Pembicaraan fokus pada bagaimana teknologi pemodelan ini dapat menjadi alat yang kuat untuk mewujudkan keadilan sosial dalam kesehatan (health equity). Topik yang diangkat antara lain adalah pemanfaatan model untuk merancang intervensi yang lebih tepat sasaran bagi komunitas rentan dan terpencil, serta bagaimana menerjemahkan data kuantitatif menjadi kebijakan publik yang adil dan pro-rakyat.
Langkah Awal Menuju Kemitraan Jangka Panjang
Menanggapi hasil dari pertemuan tersebut, Prof. Dr. Evi Hasnita, menyatakan optimismenya. “Diskusi ini sangat produktif dan membuka wawasan. Kami melihat ada titik temu yang kuat antara visi riset kami dengan keahlian dari WUR dan ISS. Ini menunjukkan bahwa masalah kesehatan harus diselesaikan secara multidisiplin, melibatkan ilmu lingkungan, sosial, dan kebijakan,” ujar beliau.
“Ini adalah langkah awal yang sangat menjanjikan untuk membangun kemitraan riset jangka panjang yang akan memberikan dampak nyata, tidak hanya bagi pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga bagi masyarakat Indonesia secara luas,” tutupnya. Keikutsertaan UFDK di WINNER 2025 ini menandai sebuah langkah penting dalam inisiasi kolaborasi internasional. Pasca-Konferensi WINNER 2025, UFDK percepat Langkah Kolaborasi Riset dengan Universitas Top Eropa ini: Wageningen University & Research (WUR) dan International Institute of Social Studies (ISS) dari Erasmus University Rotterdam. Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen dan peta jalan UFDK untuk terus meningkatkan kualitas riset dan memperluas jaringan internasional, demi mewujudkan visinya menjadi universitas unggul di bidang kesehatan yang bereputasi global.







Leave a Reply